Tragedi Tari di Atas Karpet Shalat, Angkat Islam Nusantara Sembari Hina Simbol Islam
Masyarakat Islam Indonesia kembali dikejutkan dengan beredarnya foto penghinaan terhadap simbol Islam. Sejumlah penari perempuan dengan tidak mengenakan busana Islam syar'i menari-nari di atas karpet hijau yang lazim digunakan sebagai tempat shalat di Masjid-masjid, mushala atau aula-aula gedung.
Beredarnya foto ini makin menambah deretan tindak penginaan terhadap Islam yang belakangan secara massif terjadi. Mulai dari alas sandal dengan motf kaligrafi surat Al Ikhlas, terompet dengan bahan sampul Alquran, celana dengan motif kaligrafi, tutup botol yang tercetak dengan kaligrafi, dan disusul suara azan yang digunakan untuk iringi lagu Natal di Kupang, NTT.
Selidik punya selidik, foto yang memperlihatkan penghinaan terhadap karpet shalat itu justru bersumber dari kegiatan Kementerian Agama sendiri. Tepatnya Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Naudzubillah min dzalik, sungguh keterlaluan.
Ceritanya, pada Ahad 3 Januari 2016 kemarin, Kemenag RI memperingati Hari Ulang Tahun atau Hari Amal Bakti ke-70. Kemenag DKI pun mengadakan upacara peringatan Hari Amal Bakti ke-70 tersebut digelar di halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.
Usai upacara, ditampilkanlah beberapa tarian daerah, sebagai bukti adanya Islam Nusantara. Pertama dipertunjukkan tarian adat Aceh, tari Saman. Usai tari Saman, barulah dilanjutkan dengan tari Bali. Terjadilah hal-hal yang semestinya tidak terjadi. Para penari Bali itu dengan berlenggak-lenggok menari-nari di atas karpet shalat.
"Kasihan.. Islam Nusantara mengangkat budaya lokal menginjak simbol Islam. Tarian lokal angkat ketiak kemana-mana buat merayakan HUT Amal Bakti Kemenag. Semoga Allah berikan hidayah kepada kita semua," komentar Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat, Fahmi Salim, melalui akun facebooknya, Senin (04/01) di atas postingan foto itu.
Bukan hanya melalui Facebook, Fahmi Salim juga mengingatkan melalui akun Twitternya. “Gambar bisa kirim pesan. Islam di bawah, Nusantara di atasnya.. Semoga tidak. #berpikirkeras,” tulisnya melalui akun @fahmisalim2. “Cukup minta maaf. Kita bangsa pemaaf kok. Selesai urusan? Hehehe,” cuitnya lagi. {salam-online.com}