Klarifikasi Joko Prasetyo Soal Keresek Biar Nggak Gagal Paham!


Setelah beberapa waktu lalu Joko Prasetyo menulis status tentang keresek yang dinilai membebani rakyat dan menjadi viral di social media, akhirnya memberikan klarifikasi.

Pemberlakuan konsumen bayar Rp 200 untuk kantong plastik setiap belanja mendapat beragam tanggapan.


Banyak yang tidak setuju atas pemberlakukan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 Tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar tersebut. Yang isinya adalah regulasi yang mengatur bahwa setiap kantung plastik saat berbelanja harus dibayar Rp. 200 oleh konsumen.

Salah satu yang menolak keras dan mengajak yang lain juga menolak adalah netizen Joko Prasetyo. Menurut Joko pemberlakuan konsumen bayar Rp 200 untuk kantong plastik adalah kedzoliman penguasa yang harus ditolak dan dilawan.

Joko Prasetyo juga mengaatakan bahwa facebooknya sempat di blok oleh facebook, namun saat ini sudah bisa dan tidak di blok lagi.

Berikut klarifikasi Joko Prasetyo perihal status sebelumnya, Rabu (24/2). yang merupakan percakapan what app dengan seorang temannya.

Masya Allah, Kok jadi pada gagal fokus gini sih......

Alhamdulillah, mulai pagi ini, akun fb saya sudah tidak diblokir lagi... jadi saya bisa klarivikasi.

Jazakumullah khairn katsiraa bagi semua yang memahami maksud saya... dan bagi yang gagal paham... percakapan saya dengan sepupu saya di WA pada Kamis 25 Pebruari, semoga bisa menjembatani.... ==========================================

[09:20, 25/2/2016] Santi Puji: Assalamualaikum ....mas minta tolong baca fb yg temen santi dhias trisyawalina ttang kantong palstik 200rupiah [09:23, 25/2/2016] nomerku: Was Wr Wb. Fb saya diblokir Ti....

[09:23, 25/2/2016] Santi Puji: Wah sama siapa di blokir nya mas [09:23, 25/2/2016] nomerku: Sama fb....

[10:09, 25/2/2016] Santi Puji: ini tulisan di fb temen santi:

Assalamualaykum, selamat malam..

Dear pak Joko Prasetyo, dan kawan2 ibu ibu yg telah broadcast, bikin status, share reshare pengalaman pertama pak Joko yang membayar kantong plastik dan merasa terzalimi, mari yuk kita petakan problema dan isu *diet kantong plastik*

A. Zalim. Pemerintah mungkin telah zalim pada kita semua, tapi mari fokus pada masalah *diet plastik* .

Bagaimana dengan kita? Zalim juga ga sih? Yuk hisab diri sebentaar aja.

Yg memperjuangkan diet ini adl komunitas go green, YPBB, IDKP dst banyak... Yg usul ke pemerintah. Perjuangan kawan2 komunitas yg go green tidak sebentar, tapi bertahun tahun. Klo ga salah YPbb sudah 21 tahun mengkampanyekan ini. Kalau dimentahkan dengan pengalaman sekejap, zalimkah kita pada mereka? Bandingkan kerepotan kita dengan kerepotan mereka, kekecewaan kita dengan mereka.

Bukankah tujuan kita sama? Ingin menjadi negara yg environmentally friendly? Ini baru langkah no 1 lho. Next regulasi ke pasar tradisional, abis itu membenahi event zero waste, kampanye pada korporasi, belum energi terbarukan, n so on.. Masih fanjang.. Jangan mentahkan langkah pertama kita mbak mas, pak bu..mari bersabar untuk tujuan jangka panjang. Dan mungkin ujungnya masih ada di cucu cicit kita.

Bagaimana dengan pada bumi? Maukah kita berkorban menjaga lingkungannya dgn baik, meskipun itu hanya berupa bawa kantong kain sendiri dari rumah? Kalo bawa kantong, ibu tidak akan dizolimi bayar 200 perak, krn tujuan diet plastik bukan memeras ibu, tapi membuat masyarakat enggan beli kresek dan bawa tas sendiri dr rumah, thus, tercapai slogan *diet kantong plastik*.

Diet kantong plastik ini sendiri adalah perjalanan usaha kita untuk mengurangi kezaliman kita terhadap bumi. Bukankah kita ini khalifatullah fil ard yg salah satu titah Allah adalah pastinya menjaga titipannya yaitu bumi?

B.Yg lain tidak degradable

Pak Joko, ibu yg pengen segala plastik jadi degradable?

1. Amin, semoga perjuangan temen2 komunitas Go Green akan sampai situ. Fyi, perjuangan temen2 komunitas go green panjang loh sampai titik ini, lebih dari 5 tahun! Jadi maaf pak, bu, ga bisa besok lusa semua keinginan kita terkabul (semua plastik kemasan makanan enyah or degradable). Masih puluhan tahun lagi insyaallah. Itupun kalau gerakan yg ini didukung masyarakat. Kalo ngga, pemerintah blm tentu mau menerima usul komunitas lingkungan lagi lho. 2. Sementara itu, relakanlah sedikit pengorbanan untuk mengurangi menzolimi bumi yg kita khalifahi ini. Untuk hal yg sulit kalo tidak menggunakan kresek, misal alas tempat sampah mangga ibu coba beli ke http://www.enviplast.co.id/ bisa beli plastik yg biodegradable dan soluble dalam air panas krn dibikin dari singkong.

Ini beda dengan merk Oxi** atau Ecopla*** yg berupa campuran plastik dan singkong yg dijual *paksa* itu. Yg Ini betulan biodegradable, dan soluble dalam air panas. Memang agak mahal, tapi bukankah ibu bapak bercita cita semua konsisten dan bukan asal ngomong saja saat marah marah itu?

Hanya baiknya, ajak teman2 untuk beli barengan, krn belinya ga bisa eceran, harus bulk.

Untuk belanja, yuk kita bawa tas kain keren handmade kita. Cara, ide n yg bikin dah bejibun bu, pak. Silakan intip web/laman FB yg judulnya ada Homemade or DIY. Tas di gambar saya juga sama loh. Keren n recycle pula kan?

3. Untuk sementara, demi cita cita kita, ibu dan bapak bisa kurangi membeli hal hal yg memang kemasannya plastik. Misal, mie instant. Lebih sehat bikin mie sendiri. Mudah dan resepnya banyak di internet. Teh beli yg kemasannya kertas, dan kopi belilah kiloan. Alah bisa krn biasa. Latih diri mengenali potensi mengurangi sampah.

. Ini sambil kita doakan mie instan kesukaan kita cepat2 plastiknya enviplast. Suatu saat ketika gerakan temen2 go green sudah sampe korporat, mungkin bapak ibu bisa beli mie instant berkemasan enviplast or palstik ramah lingkungan lain dengan lega.

4. Untuk minyak sawit. Teman2 pecinta lingkungan termasuk saya yg bukan aktivis lingkungan sudah lama mengganti minyak kami dengan minyak non sawit. Misal, minyak soya, minyak kelapa. Jauh sebelum isu asap. Mengapa? Krn deforestasi untuk sawit memang sudah lama menjadi concern banyak orang. Minyak2 ini insyaallah lebih awet (saya pake soya oil sebulan hanya 1-2 ltr, sawit bisa lebih dr 3 ltr per bulan), lebih sehat (ceki ceki web herbal) dan tentu.. Ramah lingkungan.

Yuk pak, bu kita bergerak. Berani berbicara berarti berani berbuat. Besok, bawa tas kain ya bu, biar kagak gondok. Mari menjadi serpih salju perubahan menuju bergulirnya bola salju kebaikan ‪#‎bolasaljuperubahan‬ Bukankah kata Allah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?” [QS. Ash-Shaff : 2].

Fayfay

Alumni teknik lingkungan yg sekarang malah ngurusin pendidikan [10:09, 25/2/2016] Santi Puji: Itu mas isi nya

[10:15, 25/2/2016] nomerku: Mantap!

[10:18, 25/2/2016] nomerku: Itu tidak perlu didebat, karena dia memang sedang berusaha untuk melestarikan lingkungan.

[10:19, 25/2/2016] nomerku: Yang jadi poin masalah kita semua adalah menyadari betapa dzalimnya penguasa.

[10:20, 25/2/2016] nomerku: Pemerintah selalu saja membuat kebijakan yang sangat pro kapitalis dengan mengorbankan rakyat.

[10:20, 25/2/2016] nomerku: Lalu mencitrakan diri sebagai penguasa yang seolah-olah pro rakyat.

[10:20, 25/2/2016] nomerku: contoh dalam kasus ini.

[10:21, 25/2/2016] nomerku: Dengan isu Hari Lingkungan Nasional, pemerintah hendak menunjukkan itu. Dengan cara apa? Ya dengan keresek Rp 200 itu.

[10:21, 25/2/2016] nomerku: Sehingga sekilas pemerintah nampak pro lingkungan.

[10:22, 25/2/2016] nomerku: padahal tidak!

[10:23, 25/2/2016] nomerku: Terkait limbah plastik misalnya.

[10:23, 25/2/2016] nomerku: Pemerintah itu tidak memiliki kepedulian sama sekali.

[10:24, 25/2/2016] nomerku: Mestinya pemerintah menerapkan sistem (yang didalamnya ada edukasi ke masyarakat) dan membangun infrastruktur untuk memisahkan sampah organik dan non organik termasuk plastik.

[10:25, 25/2/2016] nomerku: Lalu diolah sesuai peruntukkannya.

[10:27, 25/2/2016] nomerku: Nah, kalau sudah begitu, bagi yang melanggar, misal membuang sampah non organik termasuk plastiknya salah tempat, barulah dikenai denda, agar masyarakat jera, agar masyarakat disiplin.

[10:27, 25/2/2016] nomerku: tetapi kan itu tidak dilakukan.

[10:28, 25/2/2016] nomerku: Karena pemerintah memang tidak peduli lingkungan, yang mereka lakukan hanyalah membayar uang kampanye untuk pemilu lalu dan balas budi bagi para pengusaha yang telah mendanainya.

[10:30, 25/2/2016] nomerku: TAPI AGAR NAMPAK PRO LINGKUNGAN, apalagi teman-teman di komunitas lingkungan juga sudah lima tahun ini kan berjuang mati-matian ingin melestarikan lingkungan karena sebagai yg meng-khalifahi bumi (meminjam bahasanya orang lingkungan), akhirnya PEMERINTAH MEMALAK RAKYAT dengan dalih DIET KANTONG PLASTIK.

[10:30, 25/2/2016] nomerku: Gitu aja Ti.

==============================

Semoga tidak gagal paham lagi dan semoga tidak ada debat kusir lagi.


Subscribe to receive free email updates: