Anak Ngadu Ke Guru,"Bu, Boleh Gak Kalau Aku Bunuh Ayahku?" Segitu Parahnya

Anak Ngadu Ke Guru,"Bu, Boleh Gak Kalau Aku Bunuh Ayahku?" Segitu Parahnya


BAHASANYA VULGAR. APA ADANYA TAPI KITA WAJIB TAHU

Barusan nonton Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman. Ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita ga sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya. Untuk para orang tua, silahkan dibaca.

Apa yang beliau paparkan, shocking banget buat para orangtua yang hadir.
Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat,
bicara terlalu banyak, (ngomel) yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dll.

Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, ga pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri.

Beliau ngasih contoh kasus anak kecil yang ngadu ke gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte orang tuanya.

Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru.

Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35x mast****si berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction).

Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoxifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang.

Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS tho?)

Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya.

Kami dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yg berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex.

Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi)

Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa.

Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?".
Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan p***s ke dalam v****a?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar.

Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35x mast****si, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan IBU KANDUNGnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?)

80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri/rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT.

Semuanya saling berkaitan.
Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4).

Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin or*l sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball).

Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, spongebob (kami dikasih liat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak).

Bu Elly nangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi ga pernah digubris.

UU pornografi pun ga ada penerapannya (kayak ga ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena).

Ga ngerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi.

Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau dibiarin bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenernya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia.

Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah!
Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis.

Orang Indonesia itu ga semuanya adult. Di sini juga ada anak-anak. Mereka belum ngerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka.

Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman.

Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun tv swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka pada ga punya tv. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program tv itu pure A BUSINESS. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan"

Mereka aja ga membiarkan anak mereka nonton tv. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing

Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini.

Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi".

Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU...
IYA KAMU...
Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya.

#FightTheNewDrugs

Opie syarif

Sumber: TARBIAHMOESLIM'S BLOGS

Subscribe to receive free email updates: