Selama 20 Tahun Pria Ini Selalu Menutup Setengah Wajahnya, Kisahnya Sungguh Membuat Sedih
Selama kurang lebih 20 tahun pria yang berpofesi sebagai nelayan dan pedagang ikan ini, selalu menutupi setengah dari wajahnya.
Pria ini memiliki alasan kuat untuk menutupi dan tidak membiarkan orang lain melihat setengah dari wajahnya itu.
Banyak orang yang mengocek kantong cukup dalam untuk memperbaiki penampilannya.
Merubah bentuk fisik dengan melakukan operasi plastik menjadi solusi instan yang kerap mereka lakukan.
Hanya saja, tindakan itu bukan tanpa dampak.
Ada banyak orang yang gagal dan merasa menyesal setelah melakukan operasi plastik tersebut.
Tapi tidak dengan Hashmot.
Seperti dikutip dari Wittyfeed, Hashmot menjadi target utama dari seekor harimau Bangladesh yang kelaparan.
Jenis hewan ini memang sangat ditakuti diwilayah tersebut.
Suatu ketika Hashmot sedang berjalan setelah bekerja sebagai nelayan, hutan Sundarbans di Bangladesh
Dia berjalan kaki seorang diri sambil membawa hasil tangkapannya di laut.
Ketika itu, pria berusia 40 tahun tersebut hendak menuju ke rumahnya.
Hanya saja, di tengah perjalanan harimau tersebut lansgung menerkam tubuhnya.
Cakarnya yang tajam serta gerakannya yang sangat kuat membuat Hashmot tidak berdaya.
Hashmot hanya bisa berteriak minta tolong kala itu.
Warga yang mendengar teriakannya pun segera berdatangan.
Tapi upaya penyelamatan itu tidak dapat berlangsung secara maksimal.
Sampai akhirnya harimau itu pergi dengan sendirinya setelah beberapa nelayan mengancamnya menggunakan dayung.
Setengah dari wajahnya rusak terkena cakaran.
Pria ini pun segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Sayang, dari tempatnya menuju ke rumah sakit butuh waktu enam jam.
Selama perjalanan, Hashmot tak sadarkan diri, dia dalam kondisi sekarat dengan luka parah pada wajahnya.
Sesampainya di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat menyelamatkan wajahnya.
Malu dan tidak percaya diri melanda Hashmot selama beberapa minggu.
Dia memilih untuk diam di dalam rumah dan tidak menemui banyak orang.
Ayah tiga anak ini merasa stres dan depresi karena wajahnya yang rusak.
Dia takut orang akan menilainya miring.
Anehnya, walau mendapat tekanan karena bentuk fisiknya, Hashmot tidak merasa dendam atau marah pada harimau yang telah membuatnya seperti itu.
Hingga akhirnya setelah beberapa minggu, dan kondisi tubuhnya mulai pulih sepenuhnya, Hashmot kembali memutuskan untuk menjalankan rutinitasnya.
Kini dirinya lebih memilih untuk menutupi wajahnya menggunakan sapu tangan, bahan tangan kosong.
Dirinya berdagang dan mencari ikan di laut.
Tapi kini dirinya masih mengkhawatirkan kondisi dari keturunannya.
Terutama putrinya yang sebentar lagi akan menikah.
Sekarang Hashmot hanya berharap bertemu dengan seorang dermawan yang mau memberinya kesempatan untuk melakukan operasi plastik.