Gembong LGBT Yang Mendadak Jadi Ustadz Itu Orang Homo dan Pemahaman Islamnya Dipengaruhi Paham Sesat JIL
Sebuah keburukan biasanya bermula atau memiliki kaitan erat dengan keburukan lainnya. Begitu pula paham LGBT, dia tidak berdiri sendiri, tapi juga memiliki kaitan erat dengan paham sesat lainnya.
Seperti yang diakui Hartoyo, salah seorang pelaku LGBT yang berani terang-terangan tampil di publik, mengatakan bahwa pemahaman keislamannya dipengaruhi tulisan aktivis liberalisme.
“Tulisan-tulisan Mas Ulil (Abshar Abdalla) dan teman-teman Jaringan Islam Liberal (JIL) berhasil membuka kunci pandora saya terhadap keislaman saya. Bahwa Islam itu tidak hitam-putih melihatnya,” akunya pada diskusi bertema “LGBT, Beda Tapi Nyata” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/02/2016).
Menurutnya, berdasarkan pemahaman yang ia baca dari tulisan Ulil, permasalahan agama khususnya soal tafsir adalah tergantung siapa yang menafsirkan.
“Walaupun mereka (Ulil dan JIL) tidak pernah membahas LGBT secara langsung, tapi mereka memberi tawaran bahwa tafsir itu tidak tunggal,” ujarnya, dikutip dari Hidayatullah.
Hartoyo mengaku mulai membaca tulisan Ulil dan akivis JIL sejak 2004. Kini ia mengaku kehomoseksualan dirinya sama kuat dengan keislamannya.
“Saya Islam dan saya gay,” ungkapnya dengan bangga.
Sementara itu, saat diminta memberikan tanggapannya soal pengakuan Hartoyo, Ulil mengaku bersyukur dengan hal itu.
“Ya Alhamdulillah kalau ada orang yang terbuka dan mendapatkan hidayah karena tulisan saya,” katanya dengan nada guyon. [hidayatullah/islamedia]
Seperti yang diakui Hartoyo, salah seorang pelaku LGBT yang berani terang-terangan tampil di publik, mengatakan bahwa pemahaman keislamannya dipengaruhi tulisan aktivis liberalisme.
“Tulisan-tulisan Mas Ulil (Abshar Abdalla) dan teman-teman Jaringan Islam Liberal (JIL) berhasil membuka kunci pandora saya terhadap keislaman saya. Bahwa Islam itu tidak hitam-putih melihatnya,” akunya pada diskusi bertema “LGBT, Beda Tapi Nyata” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/02/2016).
Menurutnya, berdasarkan pemahaman yang ia baca dari tulisan Ulil, permasalahan agama khususnya soal tafsir adalah tergantung siapa yang menafsirkan.
“Walaupun mereka (Ulil dan JIL) tidak pernah membahas LGBT secara langsung, tapi mereka memberi tawaran bahwa tafsir itu tidak tunggal,” ujarnya, dikutip dari Hidayatullah.
Hartoyo mengaku mulai membaca tulisan Ulil dan akivis JIL sejak 2004. Kini ia mengaku kehomoseksualan dirinya sama kuat dengan keislamannya.
“Saya Islam dan saya gay,” ungkapnya dengan bangga.
Sementara itu, saat diminta memberikan tanggapannya soal pengakuan Hartoyo, Ulil mengaku bersyukur dengan hal itu.
“Ya Alhamdulillah kalau ada orang yang terbuka dan mendapatkan hidayah karena tulisan saya,” katanya dengan nada guyon. [hidayatullah/islamedia]