Uang Haram dari Manusia-Manusia Haram

Uang Haram dari Manusia-Manusia Haram

Oleh : Umaier Khaz

Mereka kira perkara kematian Siyono selesai setelah mereka ganti dengan tumpukan uang ini. Apa karena hidup mereka sudah sangat akrab dengan bayaran, sehingga nyawa yang hilang melalui penyiksaan tanpa peradilan pun mereka bayar dengan uang. "Ada uang kami jalan. Ga ada uang, jangan berharap apapun".

Entah, dihargai berapa murah nurani mereka ini, sehingga akhirnya mereka menjadi makhluk-makhluk keji nan terlaknat seperti sekarang.

Maka sekali lagi, adalah sebuah kemaksiatan bagi orang tua, aib besar dalam keluarga, perilaku menyimpang di tengah masyarakat muslim, jika anak-anak kita kelak berprofesi dengan profesi terlaknat ini.

Terlaknat? Ya, ketika nyawa seorang muslim telah terbunuh tanpa alasan yang dibenarkan, tidak hanya Allah dan para penduduk langit saja yang mendoakan laknat untuk mereka, tapi seluruh manusia, penduduk bumi pun akan terus menerus melaknat mereka sebagaimana termaktub dalam Ali Imran 86-87.

Mereka kira semua perkara akan selesai dengan dua bungkus tebal berisi uang kertas tersebut. Konon setelah dihitung oleh PP Muhammadiyah jumlahnya hanya 200 juta rupiah. Satu nyawa tak berdosa hanya dibayar dengan 200 juta rupiah? Sungguh bejat.

Mereka tidak sadar bahwa keluarga Siyono, ayah ibunya, istri dan anak-anaknya adalah para pekerja langit yang berkhidmah untuk umat tanpa memikirkan bayaran. Uang setebal apapun tidaklah mungkin menggoyahkan hati dan pikiran keluarga tersebut untuk berjalan di atas kebenaran dan menuntut sebuah keadilan.

Mereka tidak sadar. Keluarga Siyono bekerja siang malam menebar kebaikan untuk kemaslahatan masyarakat sekitarnya, karna tahu imbalannya adalah surga. Beda dengan makhluk-makhluk keji ini, mereka bekerja, menculik, menyiksa, menghabisi nyawa orang karna dibayar. Bayaran habis, kerja juga habis. Naif sekali.

Uang damai sudah dikirim, tapi gagal. Ulama pemuas syahwat penguasa sudah diutus untuk mempengaruhi masyarakat, tapi lagi-lagi gagal.

Sekarang, mereka mengancam akan membuktikan bahwa Siyono adalah teroris berbahaya, hanya demi menutupi "aurat" mereka berupa pelanggaran HAM.

Bagaimana bisa mereka membuktikan, sedang yang mereka bicarakan sudah mati mereka siksa. Mustahil. Pun demikian, jika saja benar Siyono adalah gembong teroris -walaupun akal sehat saya tidak nyampe untuk berkata demikian-, tetap saja mereka telah melakukan pelanggaran HAM, menyiksa dan membunuhi manusia tanpa peradilan.

Ke depan nanti, paling banter mereka akan membuat skenario, memaksa para "teroris" yang sudah ditangkap untuk mengatakan bahwa Siyono adalah teman mereka, Siyono adalah teroris. Itupun lagi-lagi setelah melalui penyiksaan tanpa henti.

Kedustaan akan ditutupi dengan kedustaan selanjutnya. Pelanggaran akan ditutupi dengan pelanggaran setelahnya.

Allahul Musta'aan.

Subscribe to receive free email updates: