Ternyata di Sini Tempat Jualan Nenek Baca Al-Qur'an Yang Beredar Luas di Media Social
Nur Santo, penggagas penggalangan tali asih untuk nenek Rohani mengatakan bahwa nenek penjual bawang putih di emperan toko memang layak mendapatkan bantuan.
Menurut Nur, sejumlah relawan telah melakukan survei ke rumah Mbah Ro -panggilan nenek Rohani- di Kampung Gaten, Kelurahan Jurangombo Selatan, Kota Magelang, Rabu (15/6/2016).
Nur menyebutkan dari hasil survei itu diketahui bahwa kondisi tempat tinggal nenek 90 tahun itu sungguh memprihatinkan, jauh dari kata layak sebagai hunian. Terlebih, sang nenek tinggal sebatang kara di rumah itu.
Keempat anak-anak Mbah Ro sudah hidup berumah tangga dan tinggal bersama keluarga masing-masing.
"Rumah beliau kecil sekali dan terlihat kumuh. Hanya ada satu lampu penerangan di kamarnya, itu saja pemberian tetangga sebelah," ungkap Nur.
Lampu yang minim itulah yang sehari-hari digunakan nenek lima cucu sembilan cicit ini sebagai penerangannya membaca Al Quran dan kitab terjemahan.
Rumah Mbah Roh yang sebagian terbuat dari papan kayu itu terdiri dari beberapa ruangan. Ruang tamu hanya terdapat sebuah kursi lusuh yang dilapisi karung beras kotor. Di sudut ruangan itu ada sebuah lemari berisi piring dan gelas yang sudah tidak terawat. Begitu juga dengan kamar mandi yang sempit.
"Sedangkan kamar tidur beliau, terdapat kasur yang sudah tipis, lusuh dan bau bercampur tumpukan pakaian. Sungguh tidak pantas disebut kamar tidur," jelas dia.
Untuk memasak makanan, Mbah Rohani masih menggunakan tungku kayu. Wanita lansia itu juga mengandalkan bantuan raskin 4 kilogram per bulan untuk makan setiap hari.
Meski terlihat sehat namun Mbah Rohani sering mengeluhkan sakit punggung. Jika sakit mendera ia cukup memeriksakan diri ke Puskemas Karet, tidak jauh dari tempat tinggalnya, menggunakan fasilitas kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Sebelum berangkat jualan, saya baca Al Quran dulu sebentar. Nah kalau sambil jualan begini baca kitab yang isinya soal fikih Islam, soal wudhu, soal puasa, dan sebagainya. Saya sudah sampai jilid tujuh," ucap Mbah Ro.
"Nanti malam baca Al Quran lagi di rumah. Kalau baca (Al Quran) di sini (lapak) suka dibilang pamer," katanya.
Mbah Ro mengatakan sejak kecil memang gemar berdagang. Semula, ia memiliki lapak di dalam Pasar Rejowinangun. Namun, lapaknya hancur akibat peristiwa kebakaran pada tahun 2008 silam. Dia tetap berjualan meski terpaksa di emperan toko tidak jauh dari Pasar Rejowinangun.
Diberitakan sebelumnya, kisah Mbah Roh menjadi perhatian masyarakat setelah fotonya yang sedang membaca Alqur'an sembari berjualan bawang menyebar luas di media social. Masyarakat tergetar hatinya karena meski usianya tidak muda lagi, Mbah Rohani masih rajin beribadah dalam kondisi apapun dan dimanapun ia berada.
Setiap hari, Mbah Roh berjualan bawang putih "lanang" dan kemiri di emperan sebuah toko di shopping center Jalan Jenderal Sudirman, Kota Magelang, Jawa Tengah. Tahun 2008 silam, lapaknya di dalam Pasar Rejowinangun Kota Magelang ludes akibat peristiwa kebakaran.